Praktik bagi hasil antara penarik becak dengan penjual bakpia pathok

Keywords: Bagi hasil, Kearifan lokal, Penarik becak, Profit Sharing, Local Wisdom, Pedicab Drivers

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis bagi hasil berkearifan lokal antara penarik becak dengan penjual bakpia pathok. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan dan wawancara terbuka mendalam. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dan sumber. Hasil menunjukkan bagi hasil yang terjadi antara penarik becak dan Bakpia Pathok tidak hanya sekedar kerjasama yang saling menguntungkan akan tetapi dilandasi dengan ikatan sosial yaitu kedermawanan pemilik Bakpia Pathok YY. Tema yang dapat diangkat dari hasil penelitian yaitu pemilik dermawan “nomer satu”, bekerja ala becak paguyuban, bekerja ala becak liar, paguyuban, dan bagi hasil ala Bakpia Pathok YY.

 

Abstract

study aims to analize the profit sharing of local wisdom between pedicab drivers and Bakpia Pathok YY. The data obtained were analyzed using qualitative methods with ethnographic approaches. The technique data uses participant observation and in-depth interview. The validity of the data is done by triangulation of techniques and sources. The result show that the application of profit sharing that occurs between pedicab drivers and Bakpia Pathok YY is based on sosial ties namely the generosity of the owner Bakpia Pathok YY. The themes that can be raised from the result of study include generous owners ”number one”, working style of a pedicab comunity, working style of a wild pedicab, pedicab comunity, profit sharing style of Bakpia Pathok YY.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Dyah Ayuni Prilaningsih, Universitas PGRI Madiun

Pendidikan Akuntansi

Supri Wahyudi Utomo, Universitas PGRI Madiun

Pendidikan Akuntansi

Elana Era Yusdita, Universitas PGRI Madiun

Pendidikan Akuntansi

References

Badan Pusat Statistik. (2018). Kecamatan Ngampilan. Retrieved March 31, 2019, from https://jogjakota.bps.go.id/

Bagus, P. (2010). Omzet Bakpia Pathok Meningkat Rp 70 Juta Per Hari. Retrieved March 31, 2019, from http://jogja.tribunnews.com/2010/12/23/omzet-bakpia-pathok-meningkat-rp-70-juta-per-hari

Efferin, S. (2015). Akuntansi, Spritualitas dan Kearifan Lokal: Beberapa Agenda Penelitian Kritis. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(3), 466–480. https://doi.org/10.18202/jamal.2015.12.6037

Hanif. (2015a). Introducing Mato Based Profit-Sharing Accounting and its Synergy with Cooperative and Sharia. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211, 1223–1230. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.163

Hanif. (2015b). Management Control System Design: An Interpretive Ethnography. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 211, 119–126. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.018

Hanif. (2017). (Re)Konstruksi Akuntansi Keuangan Bagi Hasil Sistem Mato. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 8(2), 227–243. https://doi.org/10.18202/jamal.2017.08.7051

Hanif, Ludigdo, U., Rahman, F.A., Baridwan, Z. (2015). Akuntansi Bagi Hasil Sistem Mato. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Rusqiyati, E. A. (2018). Dishub Yogyakarta: Jumlah Becak Kayuh Makin Berkurang. Retrieved March 31, 2019, from https://www.antaranews.com/berita/733582/dishub-yogyakarta-jumlah-becak-kayuh-makin-berkurang

Scheltema.A.M.P.A. (1985). Bagi Hasil di Hindia Belanda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wahyuni, A. S. (2013). Penyesuaian Konsep Bagi Hasil Adat-Syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 4(3), 467–478. https://doi.org/10.18202/jamal.2013.12.721

Published
2020-03-26
How to Cite
Prilaningsih, D. A., Utomo, S. W., & Yusdita, E. E. (2020). Praktik bagi hasil antara penarik becak dengan penjual bakpia pathok. Imanensi: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Akuntansi Islam, 5(1), 45-52. https://doi.org/10.34202/imanensi.5.1.2020.45-52